Di tahun ini, makin banyak bermunculan penyedia jasa sharing video dalam bentuk Flash yang bisa di-embed ke situs pribadi atau blog, setelah sebelumnya diawali Sharkle (2004) & YouTube (2005).
Dari beberapa penyedia jasa tersebut, gue mencoba membuat review kecil-kecilan. Situs tersebut adalah :
Review ini tidak bersifat mutlak, hanya sekedar pandangan pribadi gue - yang notabene masih hijau royo-royo di dunia blog - dan bisa saja dari masing-masing penyedia jasa video sharing melakukan perubahan layanan - dari gratis menjadi bayar misalnya - mengingat perubahan teknologi dunia maya yang sangat cepat.
Tapi paling tidak, review ini bisa berguna buat banyak umat dan dengan harapan semakin banyak bloggerian Indonesia yang nge-vlog.
Read more [show/hide]
File Format
Rata-rata para situs video hosting ini menerima upload file video dalam format populer seperti QuickTime (.mov), MPEG4 (.mpg atau .mp4) dan WMV. Format MPEG4 dianggap format video terbaik untuk kebutuhan video preview - file size tidak besar namun kualitas gambar tetap terjaga - apalagi dengan feature kompresi H.264.
Saat publish, semua situs meng-convert file-file tersebut dalam bentuk Flash, demi menjaga kompatibilitas preview video di semua jenis platform komputer & aplikasi web browsernya. Karena hasil convert Flash tersebut membuat kualitas gambar menjadi 'rusak', beberapa situs
menyediakan option untuk tetap menyediakan file MPEG4 - dengan proses download lebih lama namun kualitas gambar tetap bagus - seperti Blip.TV & Vimeo.
File Size & Duration
Walau mereka berstatus FREE sebagai penyedia jasa, namun beberapa diantaranya memiliki batasan-batasan tertentu seperti tertera di Tabel 2.
Untuk Blip.TV, Google Video & Yahoo Video tidak menyebutkan batas kapasitas pemakaian storage dalam situs mereka untuk setiap account/user. Namun Yahoo Video membatasi besar file untuk sekali upload sebesar 100 mb - jumlah ini cukup besar untuk sebuah file video. Dan siapa juga yang mau upload file sebesar itu :) kecuali kalau mau memang mau upload sinetron.
Pembatasan durasi berlaku bagi Photobucket (max 3 menit) & YouTube (max 10 menit) untuk setiap file video yang diupload. Durasi 3 menit sedikit banyak bisa mempengaruhi karya video musik yang rata-rata berdurasi 4 - 5 menit. Mungkin kalau hanya sekedar dokumentasi mentah apa adanya, hal ini bukan masalah. Kalau 10 menit seperti yang ditawarkan YouTube, masih okelah untuk membuat cerita video pendek.
Vimeo membatasi besar file yang diupload setiap minggunya - maksimal 30 mb. Bagi gue hal ini tidak bermasalah, toh ngapain juga upload setiap hari sampai 30 mb seminggu. Lagipula, setelah seminggu berikutnya, batasan tersebut reset kembali. Mungkin hal ini bisa menjadi hambatan jika kita bekerja sebagai jurnalis video yang harus update & publish liputan setiap hari.
Upload Progress
Hal ini penting buat gue, mengingat kecepatan koneksi internet yang pas-pasan dan berurusan dengan file besar (lebih dari 1 - 2 mb). Sering kejadian sudah menunggu lama, ternyata 'connection failed' atau kegagalan-kegagalan koneksi lainnya. Contohnya Sharkle, pada saat kita upload status browser gue hanya menampilkan message "Contacting to http://www.sharkle.com.... " laaammaaaaaa sekali - sampai harus ditinggal tidur atau pergi, jika beruntung besoknya sudah selesai.
Untungnya Blip.TV, Vimeo & Photobucket menyediakan informasi proses upload ini seperti terlihat di bawah. Sehingga kita punya estimasi berapa lama lagi file ter-upload dan estimasi berapa biaya pulsa internet yang terpakai (hare gene mase pake dial-up??? hihihihihihihi)
Progress Blip.TV
Progress bar milik Blip.TV sangat informatif dan jelas. Lengkap dengan estimasi waktu yang terpakai untuk menyelesaikan proses upload. Progress bar ini langsung muncul di halaman yang sama begitu kita tekan tombol 'UPLOAD'.
Progress Vimeo
Vimeo menggunakan persentasi pada progress bar-nya. Namun tanpa informasi estimasi waktu yang dibutuhkan.
Progress Photobucket
Photobucket walau memiliki keterbatasan-keterbatasan dibanding situs lainnya, tapi mereka menyediakan progress bar yang muncul dalam bentuk pop-up window setelah tombol "UPLOAD" diklik. For me, this is awesome. Mereka punya informasi estimasi waktu, persentasi & besar file yang ter-upload.
Feature
Blip.tv memiliki banyak feature yang bagus, salah satunya feature untuk melakukan cross-posting file video langsung ke blog kita dan menyediakan subscribe ke feed RSS (seperti My Yahoo & Newsgator). Belum lagi feature 'Get Sidebar' yang memberikan kita kemudahan untuk mencantumkan playlist video kita di blog dengan men-copy code Javascript yang sudah disediakan.
Google menyediakan software (Mac & PC) untuk memberi kemudahan menonton video-video di website tanpa harus membuka web browser. Dan memberi option untuk download file video tersebut ke dalam format iPod Video dan Sony PSP.
Seperti layaknya komunitas mailing list atau dunia maya lainnya (Friendster), situs-situs ini menyediakan feature untuk saling berkenalan dan berkomunikasi dengan user lainnya. Satu sama lain saling memberi komentar, rating atau membuat forum. YouTube & Vimeo memberi fasilitas alert via email jika ada yang memberi komentar pada video kita, sehingga kita bisa selalu update informasi setiap saat tanpa harus berkunjung ke situs tersebut.
Kelemahan
Sebenarnya tidak ada sisi buruk yang significant dari para penyedia jasa video hosting ini. Namun dari semuanya, Sharkle memiliki kelemahan yang (tampaknya) berhubungan langsung dengan kecepatan koneksi internet. Seperti yang tertera di tabel 5, audio & video jalan sendiri-sendiri kalau kecepatan internetnya berjalan seperti siput. Hal ini sangat mengganggu untuk karya video yang diedit menggunakan sound effect atau musik. Apalagi jika untuk video klip musik yang sudah disync dengan beat musik.
Untuk kualitas hasil convert video ke Flash, Photobucket (lupa dicantumkan di tabel ;) paling parah hasilnya. Ada titik-titik atau dot yang cukup mengganggu (lihat contoh)
Kesimpulan
Awalnya gue selalu menggunakan Sharkle , namun setelah melakukan riset (ceile) coba sana coba sini, kok rasanya Blip.TV paling sreg buat gue. Bentuk window interface-nya sangat simple dan sederhana, ngga bikin bingung masyarakat Indonesia pada umumnya. Belum lagi feature-nya cukup kaya dan mengakomodir kebutuhan umum blogger. Vimeo kurang lebih mirip Blip.TV, apalagi jika memiliki account Flickr kita bisa melakukan cross-posting file video.
PhotoBucket tampaknya memang sedang testing the water dengan jasa video hostingnya. Fasilitas di web-nya masih berkesan khusus untuk foto, bukan video. Mungkin tunggu beberapa saat kedepan, saat kualitas video-nya lebih baik dan berganti nama menjadi VideoBucket ;)
Gue sebenarnya berharap banyak pada Google Video mengingat jaringan Google yang sangat luas, memungkinkan kita untuk bisa bercengkerama dengan banyak vlogger. Dan kabarnya, vlogger yang terdaftar pada situs ini makin banyak menyalib YouTube. Sayang tampilan web nya agak garing dan ngga user-friendly. And it lacks of tags or keywords option! Masih lebih baik Yahoo Video yang memiliki feature tidak jauh berbeda dengan situs lainnya.
Review situs penyedia jasa video sharing ini baru mencakup segelintir dari sekian banyak situs sejenis yang marak menjamur tahun ini. Paling tidak, sebelum tersesat bin bingung, bisa orientasi terlebih dahulu dengan 7 situs ini dan segera ber-vlogging ria segera.
Sekali lagi, review ini hanya sekedar gambaran & pengalaman pribadi. Kritik dan masukan ditunggu.
Jika ada waktu dan cuek dengan tagihan internet anda, silakan cek masing-masing video "Hip Hop Baby" di bawah ini dan bandingkan satu sama lain :
- Hip Hop Baby di Blip.TV
- Hip Hop Baby di Google Video
- Hip Hop Baby di PhotoBucket
- Hip Hop Baby di Sharkle
- Hip Hop Baby di Vimeo
- Hip Hop Baby di Yahoo Video
- Hip Hop Baby di YouTube
http://www.techcrunch.com/
http://www.testinggrounds.loadedpun.com/
No comments:
Post a Comment