Wednesday, June 14, 2006

Review Situs Penyedia Jasa Video Sharing

Tahun 2006 bisa jadi adalah tahun kelahiran kembali kebutuhan video di dunia maya yang selama bertahun-tahun 'ditinggalkan' karena masalah teknis seperti kompatibilitas format file video atau kecepatan akses.

Di tahun ini, makin banyak bermunculan penyedia jasa sharing video dalam bentuk Flash yang bisa di-embed ke situs pribadi atau blog, setelah sebelumnya diawali Sharkle (2004) & YouTube (2005).

Dari beberapa penyedia jasa tersebut, gue mencoba membuat review kecil-kecilan. Situs tersebut adalah :

Review ini tidak bersifat mutlak, hanya sekedar pandangan pribadi gue - yang notabene masih hijau royo-royo di dunia blog - dan bisa saja dari masing-masing penyedia jasa video sharing melakukan perubahan layanan - dari gratis menjadi bayar misalnya - mengingat perubahan teknologi dunia maya yang sangat cepat.

Tapi paling tidak, review ini bisa berguna buat banyak umat dan dengan harapan semakin banyak bloggerian Indonesia yang nge-vlog.

Read more [show/hide]


File Format

Rata-rata para situs video hosting ini menerima upload file video dalam format populer seperti QuickTime (.mov), MPEG4 (.mpg atau .mp4) dan WMV. Format MPEG4 dianggap format video terbaik untuk kebutuhan video preview - file size tidak besar namun kualitas gambar tetap terjaga - apalagi dengan feature kompresi H.264.

Photobucket - Video and Image Hosting

Saat publish, semua situs meng-convert file-file tersebut dalam bentuk Flash, demi menjaga kompatibilitas preview video di semua jenis platform komputer & aplikasi web browsernya. Karena hasil convert Flash tersebut membuat kualitas gambar menjadi 'rusak', beberapa situs
menyediakan option untuk tetap menyediakan file MPEG4 - dengan proses download lebih lama namun kualitas gambar tetap bagus - seperti Blip.TV & Vimeo.


File Size & Duration

Walau mereka berstatus FREE sebagai penyedia jasa, namun beberapa diantaranya memiliki batasan-batasan tertentu seperti tertera di Tabel 2.

Photobucket - Video and Image Hosting
Untuk Blip.TV, Google Video & Yahoo Video tidak menyebutkan batas kapasitas pemakaian storage dalam situs mereka untuk setiap account/user. Namun Yahoo Video membatasi besar file untuk sekali upload sebesar 100 mb - jumlah ini cukup besar untuk sebuah file video. Dan siapa juga yang mau upload file sebesar itu :) kecuali kalau mau memang mau upload sinetron.

Pembatasan durasi berlaku bagi Photobucket (max 3 menit) & YouTube (max 10 menit) untuk setiap file video yang diupload. Durasi 3 menit sedikit banyak bisa mempengaruhi karya video musik yang rata-rata berdurasi 4 - 5 menit. Mungkin kalau hanya sekedar dokumentasi mentah apa adanya, hal ini bukan masalah. Kalau 10 menit seperti yang ditawarkan YouTube, masih okelah untuk membuat cerita video pendek.

Vimeo membatasi besar file yang diupload setiap minggunya - maksimal 30 mb. Bagi gue hal ini tidak bermasalah, toh ngapain juga upload setiap hari sampai 30 mb seminggu. Lagipula, setelah seminggu berikutnya, batasan tersebut reset kembali. Mungkin hal ini bisa menjadi hambatan jika kita bekerja sebagai jurnalis video yang harus update & publish liputan setiap hari.


Upload Progress


Hal ini penting buat gue, mengingat kecepatan koneksi internet yang pas-pasan dan berurusan dengan file besar (lebih dari 1 - 2 mb). Sering kejadian sudah menunggu lama, ternyata 'connection failed' atau kegagalan-kegagalan koneksi lainnya. Contohnya Sharkle, pada saat kita upload status browser gue hanya menampilkan message "Contacting to http://www.sharkle.com.... " laaammaaaaaa sekali - sampai harus ditinggal tidur atau pergi, jika beruntung besoknya sudah selesai.

Untungnya Blip.TV, Vimeo & Photobucket menyediakan informasi proses upload ini seperti terlihat di bawah. Sehingga kita punya estimasi berapa lama lagi file ter-upload dan estimasi berapa biaya pulsa internet yang terpakai (hare gene mase pake dial-up??? hihihihihihihi)



Progress Blip.TV

Progress bar milik Blip.TV sangat informatif dan jelas. Lengkap dengan estimasi waktu yang terpakai untuk menyelesaikan proses upload. Progress bar ini langsung muncul di halaman yang sama begitu kita tekan tombol 'UPLOAD'.




Progress Vimeo


Vimeo menggunakan persentasi pada progress bar-nya. Namun tanpa informasi estimasi waktu yang dibutuhkan.


Progress Photobucket


Photobucket walau memiliki keterbatasan-keterbatasan dibanding situs lainnya, tapi mereka menyediakan progress bar yang muncul dalam bentuk pop-up window setelah tombol "UPLOAD" diklik. For me, this is awesome. Mereka punya informasi estimasi waktu, persentasi & besar file yang ter-upload.

Feature

Blip.tv memiliki banyak feature yang bagus, salah satunya feature untuk melakukan cross-posting file video langsung ke blog kita dan menyediakan subscribe ke feed RSS (seperti My Yahoo & Newsgator). Belum lagi feature 'Get Sidebar' yang memberikan kita kemudahan untuk mencantumkan playlist video kita di blog dengan men-copy code Javascript yang sudah disediakan.

Photobucket - Video and Image Hosting

Google menyediakan software (Mac & PC) untuk memberi kemudahan menonton video-video di website tanpa harus membuka web browser. Dan memberi option untuk download file video tersebut ke dalam format iPod Video dan Sony PSP.

Seperti layaknya komunitas mailing list atau dunia maya lainnya (Friendster), situs-situs ini menyediakan feature untuk saling berkenalan dan berkomunikasi dengan user lainnya. Satu sama lain saling memberi komentar, rating atau membuat forum. YouTube & Vimeo memberi fasilitas alert via email jika ada yang memberi komentar pada video kita, sehingga kita bisa selalu update informasi setiap saat tanpa harus berkunjung ke situs tersebut.

Kelemahan

Sebenarnya tidak ada sisi buruk yang significant dari para penyedia jasa video hosting ini. Namun dari semuanya, Sharkle memiliki kelemahan yang (tampaknya) berhubungan langsung dengan kecepatan koneksi internet. Seperti yang tertera di tabel 5, audio & video jalan sendiri-sendiri kalau kecepatan internetnya berjalan seperti siput. Hal ini sangat mengganggu untuk karya video yang diedit menggunakan sound effect atau musik. Apalagi jika untuk video klip musik yang sudah disync dengan beat musik.

Untuk kualitas hasil convert video ke Flash, Photobucket (lupa dicantumkan di tabel ;) paling parah hasilnya. Ada titik-titik atau dot yang cukup mengganggu (lihat contoh)

Photobucket - Video and Image Hosting

Kesimpulan

Awalnya gue selalu menggunakan Sharkle , namun setelah melakukan riset (ceile) coba sana coba sini, kok rasanya Blip.TV paling sreg buat gue. Bentuk window interface-nya sangat simple dan sederhana, ngga bikin bingung masyarakat Indonesia pada umumnya. Belum lagi feature-nya cukup kaya dan mengakomodir kebutuhan umum blogger. Vimeo kurang lebih mirip Blip.TV, apalagi jika memiliki account Flickr kita bisa melakukan cross-posting file video.

PhotoBucket tampaknya memang sedang testing the water dengan jasa video hostingnya. Fasilitas di web-nya masih berkesan khusus untuk foto, bukan video. Mungkin tunggu beberapa saat kedepan, saat kualitas video-nya lebih baik dan berganti nama menjadi VideoBucket ;)

Gue sebenarnya berharap banyak pada Google Video mengingat jaringan Google yang sangat luas, memungkinkan kita untuk bisa bercengkerama dengan banyak vlogger. Dan kabarnya, vlogger yang terdaftar pada situs ini makin banyak menyalib YouTube. Sayang tampilan web nya agak garing dan ngga user-friendly. And it lacks of tags or keywords option! Masih lebih baik Yahoo Video yang memiliki feature tidak jauh berbeda dengan situs lainnya.

Review situs penyedia jasa video sharing ini baru mencakup segelintir dari sekian banyak situs sejenis yang marak menjamur tahun ini. Paling tidak, sebelum tersesat bin bingung, bisa orientasi terlebih dahulu dengan 7 situs ini dan segera ber-vlogging ria segera.
Sekali lagi, review ini hanya sekedar gambaran & pengalaman pribadi. Kritik dan masukan ditunggu.

Jika ada waktu dan cuek dengan tagihan internet anda, silakan cek masing-masing video "Hip Hop Baby" di bawah ini dan bandingkan satu sama lain :
More zoom to :
http://www.techcrunch.com/
http://www.testinggrounds.loadedpun.com/

Monday, June 12, 2006

Saturday Adventure

Melakukan perjalanan singkat padat kini bisa dilakukan untuk rute Jakarta - Bandung pulang pergi. Thanks to Tol Cipularang dan hadirnya jasa travel Bintaro - Bandung. Total perjalanan sepanjang 116 km (132 km pulang pergi) bisa dilakukan dalam sehari penuh. Best of all, si Arwen (19 bulan) & Dita yang lagi pregnant tidak merasa capek yang terlalu capek :)

Sabtu tanggal 3 Juni kemarin, kita bertiga melakukan petualangan backpacking travelling kecil-kecilan dengan berangkat ke Bandung pulang pergi. Berangkat dengan Suzuki APV 4848 di Ruko Menteng Bintaro jam 9 pagi (Rp 70.000 sampai tujuan) dan pulang menggunakan Preggio X-Trans di Cihampelas jam 8:30 malam (Rp 60.000). Sampai di rumah sekitar tengah malam, berasa amaze kita baru saja melakukan perjalanan 132 km dalam waktu 19 jam.

Kayaknya Arwen siap nih kuliah di ITB, ngga kayak gue dulu mesti ke Cililitan atau Kampung Rambutan naik bis ke Bandung. kekekekek.








quality="high" width="320" height="256" name="movie" type="application/x-shockwave-flash" pluginspage="http://www.macromedia.com/go/getflashplayer">




Note : this video hosted in BLIP.TV.
Untuk format QuickTime movie klik gambar ini.



Download QuickTime for free



Kategori :
Semi Documentary, Vlogging

Friday, June 02, 2006

How to Vlog

Seperti layaknya bercerita di blog, tentu kita sudah membayangkan apa & bagaimana cerita tersebut diciptakan. Kadang cerita tersebut sudah lewat tapi ingin dikisahkan atau malah baru mau berkisah tentang sesuatu yang diimpikan dan dicita-citakan.

Tidak beda jauh dengan ber-vlogging ria. Pada dasarnya, apa yang akan kita kisahkan di blog adalah kejadian yang baru saja kita rekam di kamera video. Atau, mungkin saja sengaja direncanakan syuting supaya memperkuat kisah kita di blog. Atau dokumentasi lama yang sifatnya menarik untuk dikisahkan. Di blog Nurani Susilo ada beberapa info berguna tentang VLOG, klik di sini.

Intinya adalah, dengan vlog kisah kita bisa lebih dinamis, dramatis & membantu pengunjung blog kita membayangkan seperti apa yang kita bayangkan. Kisah verbal & audio visual saling menunjang.

Langkah-langkah nge-vlog :

Read more [show/hide]

  1. Siapkan kisah dan materi videonya. Ingat lho, pengunjung blog kita tidak hanya ingin membaca kisah kita, tapi juga menonton video-nya. Kalau perlu dibikin episodik, biar pengunjung blog penasaran menunggu kisah kelanjutannya. Berasa sinetron gitu locchh..

  2. Materi video dipindahkan (convert) dalam bentuk digital ke komputer. Caranya macam-macam tergantung recording device kita. Jika handycam miniDV, maka hanya tinggal konek dengan kabel FireWire, DV atau iLink. Dengan Mac, bisa dengan software iMovie (atau FinalCut Pro). Jika dari handphone (biasanya format .3gp) maka cara memindahkan file-nya bisa lewat kabel data, infra red atau bluetooth (atau card reader jika kebetulan handphone-nya ada memory card). Untuk kamera Flash Memory based, tinggal ambil memory card-nya dan gunakan card reader untuk memindahkannya ke komputer.

  3. Setelah file tersimpan di komputer, maka kita bisa meng-editnya. Tambahkan narasi, musik, sound effect, title sesuai kebutuhan. Dan yang terpenting, pada saat meng-edit, usahakan membayangkan saat pengunjung blog kita menikmati tontonan videonya. Sehingga kita bisa merasakan apakah cara kita berkisah terlalu panjang, terlalu pendek, cukup komunikatif dan lain sebagainya. Dengan mengedit ini juga kita bisa memilih mana materi yang penting dan tidak penting. Jangan ragu membuang materi bergambar bagus kalau cuma kita saja yang bisa menikmati.

  4. Setelah kita selesai meng-edit, save video-nya dalam format file yang umum digunakan. File yang umum digunakan adalah : AVI, WMV, QuickTime MOV, MPEG4. Saya sendiri biasanya menggunakan format MPEG4 dengan ukuran layar video 320 x 240 pixel. Ngga perlu gede-gede, toh videonya di tonton di internet pakai layar monitor bukan home theatre :D

  5. Tahap berikutnya adalah upload file video kita ke situs-situs penyedia layanan video hosting. Ada banyak video hosting yang free seperti, YouTube, Sharkle, Vimeo, Blip.tv. Bahkan Google & Yahoo pun menyediakan jasa video hosting. Tahap ini adalah yang berat, mengingat akses internet di negeri ini masih kayak siput. Sebagai gambaran, sebuah file MPEG 4 sebesar 5 megabyte membutuhkan waktu 2 jam. Hal ini sebenarnya relatif, semakin cepat akses internet yang dipakai, semakin cepat pula. Karena saya pakai broadband (unlimited akses), biasanya saya tinggal tidur :) Kalau internetnya pakai Telkomnet Instant, siap-siap bayar tagihan yang membengkak. Dan kalau internetnya pakai GPRS, wah.. ke laut aja bo. Bakal bikin pusing tunggakannya.

  6. Setelah file kita tiba di situs, kita akan mendapatkan URL atau code untuk bisa kita tempel (embed) di halaman blog kita. Atau mungkin hanya sekedar share URL file video kita lewat email.

  7. That's it! Anda sudah broadcast ke seluruh dunia.


Ada beberapa tips & tricks ber-vlogging ria :

  1. Usahakan materi video yang digunakan tidak terlalu panjang, maksimal 3 menit. Hal ini untuk menjaga agar pengunjung blog kita tidak terlalu lama menunggu proses download file video kita. Apalagi karena kecepatan koneksi internet kita yang tidak terlalu wus-wus-wus mbablas ngebut.

  2. Seperti disebutkan di atas, besar layar tidak perlu lebih dari 320 x 240 pixel. Setting layar ini bisa ditemukan saat kita meng-edit video atau pada saat save file video.

  3. Pahami alat-alat anda dari hardware-nya hingga software-nya. Karena masing-masing alat memiliki cara yang agak berbeda satu sama lain. Saya menggunakan Sony handycam miniDV & handphone SonyEricsson sebagai recording devicenya dan Apple PowerMac G4 + Final Cut Pro sebagai editing device-nya.

  4. Selalu sertakan cerita dahulu di halaman blog, sehingga pengunjung blog bisa membayangkan kisah videonya dan terajak menyediakan waktu (untuk download) untuk menonton. Tanpa cerita verbal yang menarik, pengunjung akan mengurungkan niatnya untuk menunggu proses download sampai selesai.


Kini, saatnya anda memperkarya blog anda dengan video dan broadcast ke seluruh dunia. Let's vlogging!



Lebih lanjut dan mendalam silakan zoom ke :
http://freevlog.org
http://vlogassist.com
http://www.01vlog.com/whatisavlog.php
http://digitalhooligans.com/vlog/2005/02/how-to-vlog.html

Thursday, June 01, 2006

1987 Fear Factor

Ngga tahu kenapa, gue dan adik gue seneng banget kereta api dari kecil. Kalau sore-sore tuh pengennya jalan-jalan ke Bintaro (Tahun '87 rumah kita di Petukangan Selatan, Pesanggrahan) nungguin kereta api lewat. Walau yang wira-wiri kereta api-nya busuk, rasanya kalau sudah dengar deru lokomotif-nya jadi semangat dan excited pisan.

Suatu ketika, gue, Iwan adik gue dan Rudy teman satu komplek, iseng main-main di jembatan kereta api Bintaro (sekarang di samping Hero sektor 2 dan masjid). Entah kenapa tiba-tiba ada ide gila : bersembunyi di bawah rel saat kereta api lewat. Namanya juga bocah, dorongan bermain jadi menggebu-gebu apalagi ada kamera video. Kayanya kalo sudah bawa kamera harus ada momen yang menarik.

So, maka menunggulah kami di bawah rel (tepat di celah penghubung jembatan) hingga kereta api lewat. Wuuaahhh.. rasanya seru banget! Seperti sedang berpetualang! Tegang, takut, senang, asyik campur aduk.

Sekarang, kalau gue nonton video-nya cuma bisa geleng-geleng kepala. Kok yha ngga mikir bahayanya saat itu. Gimana kalau tiba-tiba ada debris atau batu atau besi atau apa pun lah namanya, menimpa kepala kami. Dan, hingga kini, orang tua Rudy tidak pernah tahu bahwa anaknya pernah melakukan hal yang sangat berbahaya - karena diajak gue dan Iwan. Orang tua kami saat itu? Cuma cengengesan saat menyaksikan rekaman videonya.

Don't try this at home. It's very dangerous.. and it's because there are no railways in your home.








quality="high" width="320" height="256" name="movie" type="application/x-shockwave-flash" pluginspage="http://www.macromedia.com/go/getflashplayer">




Note : this video hosted in BLIP.TV.
Untuk format QuickTime movie klik gambar ini.



Download QuickTime for free



Kategori :
Documentary, Video 8