Setelah sekian lama menghilang, akhirnya koleksi dokumentasi video 8 gue ditemukan. Video tersebut direkam pada sekitar tahun 1986 ke atas atau 20 tahun lalu. Betapa senang dan bahagianya gue bisa menonton lagi kehebohan dan kegilaan gue dan menonton berdua pada sang Dita istri gue. Maklum, waktu itu gue berumur 16 tahun, merupakan masa yang menyenangkan bagi gue. Hobi video yang ditularkan oleh sang babe membuat tidak ada hari tanpa dokumentasi video. Sebelumnya gue menggunakan kamera dengan format Betamax. Namun dengan adanya video 8, hasrat rekam merekam makin tak terbendung. Semua direkam dengan pemikiran bahwa suatu saat nanti - beberapa tahun ke depan - kami sekeluarga dengan sang babe & sang ibu bisa menonton bareng sambil tertawa-tawa mengingat masa itu.
Ternyata, 20 tahun kemudian, video-video tersebut terlupakan. Tidak ada kebutuhan dan keinginan untuk menontonnya. Kecuali gue dan adik-adik gue, orang tua gue pun tidak terlalu antusias untuk bersama menikmati rekaman dokumentasi tersebut. Bahkan mereka enggan untuk menontonnya dengan alasan "takut sedih" atau bahasa Jawanya "NGLANGUT". Selain rasa sedih & rindu, rasa lainnya adalah ketakutan akan bangkitnya kegundahan dan problematika yang hadir pada masa itu. Maklum, perjalanan kehidupan keluarga kami cukup berliku dan gujlak gajluk.
Dibalik keceriaan wajah-wajah yang gue rekam 20 tahun lalu, ternyata menyimpan sisi sendu yang tidak gue predict sebelumnya. Rekaman video 8 ini seperti sebuah alat transportasi yang membawa kita menuju atmosfir & suasana masa lalu. Bisa senang, bisa bahagia, bisa gundah, bisa gulana, bisa sedih, bisa marah. Tergantung apa yang sedang dirasakan saat itu. Lantas, buat apa dokumentasi dibuat jika ternyata menyimpan banyak paradox dan seolah membuka kotak pandora? Kegelisahan & kebahagiaan bercampur jadi satu. Buat apa ditonton jika kemudian setelahnya melamun pikiran gentayangan membayangkan sesuatu yang sudah lewat. Jadi, buat apa momen diabadikan? Buat apa masa lalu membayangi masa depan?
Gue jadi merenung memandangi kaset-kaset video 8 ini, kok ya cuma anak-anaknya saja yang menikmati dokumentasinya?
Itulah masalahnya. Apapun yang dirasakan setelahnya, sebuah karya dokumenter memang diciptakan untuk membawa berbagai pesan rasa. Sebuah suasana memang harus dibekukan diabadikan untuk bisa dirasakan dikemudian hari. Lepas dari sisi senang & sendu-nya, dokumentasi dibuat untuk diingat. Terserah persepsi masing-masing untuk memilih bagaimana cara mengingatnya.
Setelah ini gue akan coba Googling around mencari-cari artikel atau data yang berhubungan dengan hal ini.
No comments:
Post a Comment